Senin, 25 Maret 2013

contoh PTK



    

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI NO.20, Tahun 2003).
Berdasarkan fungsi pendidikan Nasional di atas, maka peran guru menjadi kunci keberhasilan dalam misi pendidikan dan pembelajaran disekolah selain bertanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa untuk melaksanakan kegiatan dikelas.
Kenyataan dilapangan banyak dijumpai gaya mengajar guru belum memanfaatkan kemampuannya secara maksimal. Guru IPS saat cenderung mengajar kurang bervariasi, latihan yang diberikan kepada siswa kurang bermakna, dan umpan balik serta koreksi dari guru jarang ditetapkan.
Proses pembelajaran IPS tidak sederhana. Proses pembelajaran banyak mengalami hambatan dan permasalahan. Namun mengatasi hambatan dan permasalahan itu seharusnya guru melaksanakan manajemen kelas yang baik, di antaranya variasi gaya mengajar guru. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan Variasi Gaya Mengajar pada siswa IV SD sumber Agung Brondong Lamongan Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 .
1.2  Identifikasi Masalah
1.Apakah guru IPS memiliki gambaran tentang pembelajaran IPS ?
2.Apakakah guru IPS dapat merumuskan masalah-masalah yang diakibatakn oleh gaya     mengajarnya ?
3.Apakah guru belum menggunakan Variasi gaya mengajar yang tepat pada proses pembelajaran ?

1

4.Apakah siswa pasif dan tidak tertarik pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
5.Apakah guru memiliki kemampuan melakukan usaha-usaha peningkatan hasil belajar siswa pembelajaran   IPS ?
1.3  Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah tersebut adapun batasan masalah yaitu  dibatasi pada Ranah Kognitif penggunaan Variasi gaya mengajar dengan materi Kenampakan Alam  pada kelas IV semester I tahun ajaran 2010/2011 di SD Sumber Agung Brondong Lamongan.
1.4  Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan Variasi gaya mengajar terhadap peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Sumber Agung Brondong Lamongan.
1.5  Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
*      Bagi siswa
Untuk meningkatkan hasil belajar IPS pada Materi  Kenampakan alam .
*      Bagi guru
Sebagai bahan untuk meningkatkan proses mengajar dengan semaksimal mungkin
*      Bagi sekolah
Hasil penelitian ini menjadi rekomendasi untuk menggunakan variasi gaya mengajar pada proses belajar mengajar.


                                                                                    2


BAB II
KAJIAN TEORITIS

2.1  Deskriktif Teotitis
2.1.1 Hakikat Belajar
Belajar adalah kunci yang paling utama dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam setiap usaha pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar selalu mendapat perhatian yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pendidikan. Belajar di anggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan.
Slameto (2003:2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang melalui pengalaman-pengalaman belajar sendiri dan melalui reaksi terhadap lingkungannya dimana seseorang berada dalam suatu rangkaian kegiatan sehingga terjadi perubahan yang menyangkut segala aspek dan tingkah laku individu.
2.1.2  Hasil Belajar
Keller ( 2009:39 ) menyatakan hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilan oleh anak sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas tugas belajar.Sudjana ( 2008:3 ) mengatakan hasil belajar siswa hakekatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai perubahan belajar mencakup bidang kognitif,afektif dan psikomotor.Abdurahman ( 2009 : 37 ) mengatakan hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar ,pemerolehan tersebut dalam bentuk tingkah laku yang relatif menetap tingkah laku sebagai hasil dari pengetahuan ,sikap dan kemampuan yang dimiliki peserta didik.Berdasarkan pendapat tersebut hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar dari pengetahuan ,sikap,dan keterampilan yang dimiliki peserta didik.

3

2.1.3  Pengertian Variasi Gaya Mengajar
Variasi adalah keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta meningkatkan kadar keaktifan siswa. Menurut berg (1996), gaya mengajar guru adalah sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa sebagai peristiwa pembelajaran yang dapat dikerjakan secara baik atau jelek.
 Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya. Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, keaktifan mereka dalam belajar dan mengikuti pelajarannya di kelas.
Anak tidak bisa dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan bosan. Jika gaya mengajar guru berjalan dengan baik, tentu akan membahayakan bagi perkembangan siswa. Sebaliknya, jika gaya mengajar guru berjalan dengan baik, tentu akan dapat menolong siswa mengembangkan kemampuan dan potensi dalam dirinya.
 2.1.4  Tujuan dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar
 a. Tujuan Variasi Gaya Mengajar :
  1) Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi terhadap proses belajar mengajar.
Dalam proses belajar mengajar, perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru merupakan masalah yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut akan mendukung tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan tersebut akan tercapai bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan dalam suatu pertemuan di kelas.
Dalam jumlah siswa yang banyak, biasanya sulit atau sukar untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi yang diberikan. Memang ada banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya ; faktor penjelasan guru yang kurang mengenai sasaran, faktor gaya guru dalam mengajar yang tanpa ada variasinya,

4

dan lain sebagainya. Jadi, masalah perhatian siswa terhadap pelajaran tidak bisa dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan variasi gaya mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap materi yang dijelaskan atau belum.

 2) Memberi kesempatan
Memberi kesempatan kemungkinan berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang peranan yang sangat penting,karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan belajar. Motivasi ada 2, yaitu  : motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar dirinya sendiri).
Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap siswa didalam dirinya ad motivasi intrinsik yakni kesadarannya sendiri untuk memperhatikan penjelasan guru, rasa ingin tahu lebih banyak terhadap materi yang diberikan guru. Dalam pertemuan dikelas ada juga siswa yang tidak ada motivasi dalam dirinya (Intrinsik), masalah inilah yang sering dihadapi guru. Guru selalu dihadapkan masalah motivasi yakni motivasi ekstrinsik, yang merupakan dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Jadi siswa yang tidak ada motivasi didalam dirinya (intrinsik) memerlukan motivasi ekstrinsik untuk me;lakukan kegiatan belajar. Disinilah peranan     guru     lebih    dituntut untuk            memerankan    motivasi,yaitu  motivasi sebagai alat mendorong siswa untuk berbuat, sebagai alat untuk menentukan arah dan sebagai alat untuk menyeleksi kegiatan.

 3)  Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah tidak bisa dipungkiri bahwa kenyataan yang ada di kelas yakni adanya siswa atau siswi yang kurang senang terhadap dirinya. Sikap negatif ini bisa jadi disebabkan gaya guru mengajar yang kurang bervariasi, gaya mengajar guru tidak sejalan dengan gaya belajar siswa. Konsekwensinya bidang studi yang dipegang guru tersebut menjadi tidak disenangi. Mungkin bisa ditunjukkan dari sikap acuh tak acuh siswa ketika guru tersebut sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas.
Ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santai dikelas tanpa memperdulikan tingkah laku siswa atau ank didiknya. Ini adalah jalan pengajaran yang sangat membosankan. Dalam hal ini guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan belajar siswa. Guru yang bijaksana adalah 

5

guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati siswanya. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikanolehguru.Siswa juga ingin selalu dekat dengan dengan guru. Guru yang dirindukan siswa biasanya dikarenakan gaya mengajarnya dan pendekatannya sesuai dengan psikologis siswa. Variasi gaya mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa.

4). Mendorong anak didik untuk belajar Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru, kewajiban menyatu dalam sebuah interaksi pengajaran yang mana memerlukan lingkungan yang kondusif yakni lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga berakhirnya kegiatan belajar mengajar.Belajar memang memerlukan motivasi sebagai pendorong anak didik. Namun sayangnya jarang ditemukan bahwa anak didik mempunyai motivasi yang sama terutama motivasi intrinsik. Dari perbedaan mitivasi inilah terlihat dari sikap dan perbuatan siswa dalam menerima pelajaran ada yang senang, ada yang kurang senang.Dengan gejala tersebut bisa menghambat proses belajar mengajar.
Disinilah diperlukan peranan guru sebagai upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik untuk senang dan bergairah dalam belajar. Untuk hal ini cara yang akurat yang mesti guru lakukan adalah mengembangkan variasi mengajar, baik itu dalam belajar mengajar maupun dalam hal ini yang bersangkutan dengan pengajaran . karena dengan variasi tersebut bisa menyeret anak didik untuk meningkatkan gairah belajar mereka dan menarik pengalaman dari berbagai tingkat kognitif.
b).  Manfaat Variasi Gaya Mengajar
Mengajar menuntut guru untuk bekerja demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian guru.
Mamfaat Variasi gaya mengajar :
1) Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang relevan.
2) Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangan bakat ingin tahu dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3) Untuk memupuk dan membentuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4) Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.

6
Manfaat Variasi menurut JJ Hasibuan adalah :
1) Memelihara dan meningkatkan siswa yang berkaitan dengan aspek belajar
2) Meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksploitasi.
3) Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.
4) Kemungkinan dilayaninya siswa secara individual sehingga memberi keindahan belajar.
5) Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik dan berbagai tingkat kognitif.
Sebenarnya dari pendapat diatas, yakni mengenai manfaat variasi gaya mengajar adalah sama. Hanya saja bahasanya berbeda. Jadi, jika diambil intisarinya manfaat variasi gaya mengajar adalah :
1) Meningkatkan, menimbulkan dan memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar yang relevan.
2) Memberi kesempatan untuk meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan berfungsinya motivasi belajar.
3) Memupuk dan membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih hidup.
4) Memberi pelayanan yang baik kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran agar mudah dan senang belajar.
5) Mendorong aktivitas belajar dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar yang menarik diberbagai tingkat kognitif.

2.1.5  Prinsip Penggunaan Variasi
Dalam proses belajar mengajar, kegiatan siswa menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
  1. Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar, dalam bervariasi harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar menarik
7
siswa untuk memperhatikan atau mendengarkan penjelasan guru.
b. Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan merusak perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.
c. Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran.

2.1.6  Komponen-Komponen Variasi Gaya Mengajar
Dalam mengaja rhendaknya menggunakan berbagai macam variasi gaya.Dengan variasi gaya tersebut, akan menjadikan siswa merasa tertarik terhadap penampilan mengajar guru. Variasi gaya mengajar guru ini meliputi komponen-komponen sebagai berikut :
a)      Variasi suara
Variasi suara dalah perubahan suara dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi lambat.Suara guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi, baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh rasa cemas,ketakutan selama belajar.
Masalah seperti ini yang harus dihindari bahkan ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya guru wanita) akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa di kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang. Bila sudah begitu siswa akan meremehkan gurunya, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan itupun kurang. Untuk itu guru menggunakan variasi suara yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Jadi suara guru senantiasa berganti-ganti, kadang meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah (pelan).
Variasi suara bisa mempengaruhi informasi yang sangat biasa sekalipun, gunakanlah bisikan atau tekanan suara untuk hal-hal penting, gunakan kalimat pendek yang cepat untuk menimbulkan semangat.
 Nada bicara atau intonasi suara mempunyai pengaruh pada daya tangkap siswa terhadap pembicaraan guru. Nada bicara yang datar (monoton) akan membosankan siswa, sehingga siswa cepat lelah dalam mendengarkan. Demikian pula nada bicara yang naik turun atau bersendat-sendat. Hal seperti ini sering menjadi bahan tertawaan siswa dan cenderung ditirukan dengan maksud mengejek, akibatnya konsentrasi mereka rusak. Disini juga menganjurkan adanya tekanan bicara, yang mana diberikan pada hal-hal yang penting, misalnya dalam menyebutkan definisi, istilah, nama, rumus, dan kata-kata asing dengan ucapan
8
pelan-pelan dan jelas dengan volume suara yang cukup. Kelancaran bicara juga patut diperhatikan karena mempunyai pengaruh yang besar pada daya tangkap siswa.
Jadi, seyogyanya sebelum satu kalimat dikeluarkan atau dibicarakan lebih dulu difikirkan susunan yang benar ditinjau dari segi tata bahasa. Ucapan bahasa daerah sebaiknya tidak dipergunakan.
Setelah membaca uraian diatas kita tahu betapa pentingnya suara guru untuk diperhatikan, karena merupakan alat komunikasi yang penting dalam interaksi edukatif, memang berbicara didepan kelas tidak dapat disamakan dengan orang yang berpidato didepan masa dan orang yang membaca puisi, karena guru menganggap siswa itu sebagai lawan bicara. Sehingga terlibat kontak batiniah masing-masing individu.
b)      Pemusatan perhatian
Perhatian menurut Ghozali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek.
Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka guru harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang diajarinya, jika materi yang disampaikan oleh guru itu tidak menjadi perhatian siswa, maka bisa menimbulkan kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Untuk memfokuskan perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat menggunakan atau memberikan peringatan dengan bentuk kata-kata. Misalnya : “Perhatikan baik-baik”, “Jangan lupa ini dicatat dengan sungguh-sungguh” dan sebagainya.Memang menarik perhatian siswa itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam jumlah siswa yang banyak.
c)      Kesenyapan atau kebisuan guru (Teaching Silence)
Kesenyapan adalah suatu keadaan diam secara tiba-tiba demi pihak guru ditengah-tengah menerangkan sesuatu. Adanya kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa. Dengan keadaan senyap atau diamnya guru secara tiba-tiba bisa menimbulkan perhatian siswa, sebab siswa begitu tahu apa yang terjadi dan demikian pula setelah guru memberikan pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya apabila diberi waktu untuk berfikir dengan memberi kesenyapan supaya siswa bisa mengingat kembali informasi-informasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat. Pemberian waktu bagi siswa digunakan untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap. Tapi jika seorang guru tidak memberikan kesenyapan atau waktu kepada siswa untuk berfikir dalam menjawab pertanyaannya siswa akan menjawab dengan asal alias asal bicara, sehingga jawabannya kurang tepat dengan pertanyaan.
9
 Untuk itu seyogyanya guru memberikan kesenyapan terhadap siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang diajukannya supaya jawabannya sempurna dan tepat.
d)     Kontak pandang
Ketika proses belajar mengajar berlangsung, jangan sampai guru menunduk terus atau melihat langit-langit dan tidak berani mengadakan kontak mata dengan para siswanya dan jangan sampai pula guru hanya mengadakan kontak pandang dengan satu siswa secara terus menerus tanpa memperhatikan siswa yang lain. sebaliknya bila guru berbicara atau menerangkan hendaknya mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau siswa, sebab menatap atau memandang mata setiap anak disik atau siswa bisa membentuk hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Bertemunya pandang diantara mereka yang berinteraksi, sesungguhnya merupakan suatu etika atau sopan santun pergaulan karena menunjukkan saling perhatian diantara mereka.
Jadi dalam kontak pandang hendaknya guru berusaha seintim mungkin agar siswa merasa diperhatikan dan dihargai, kontak mata yang sering dilakukan, akan membangun dan membina jalinan tingkat tinggi, yaitu mengetahui psikologi anak atau siswa dan mengetahui seberapa banyak pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Untuk itu, pandanglah siswa-siswa anda secara merata tapi jangan berlebihan, gunanya pandangan mata, seorang guru adalah untuk menarik perhatian dan minat belajar siswa.

2.2 Penelitian yang relevan
Peneliti menemukan sebuah penelitian yang relevan dengan judul “ Peningkatan efektivitas pembelajaran IPS melalui Variasi Gaya Mengajar di kelas IV SD ,penelitian ini dilakukan oleh Drs.H.Zainal Aqib,M.Pd sebagai Guru.

2.3.Hipoteis Tindakan
H0 : Ada pengaruh penggunaan Variasi gaya mengajar terhadap peningkatan hasil belajar IPS kelas IV SD Sumber Agung brondong Lamongan.
H1 : Tidak ada pengaruh penggunaan Variasi gaya mengajar terhadap peningkatan hasil belajar IPS kelas IV SD Sumber Agung brondong Lamongan.


10
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


3.1   Tempat dan Waktu Penelitian
   3.1.1 Tempat penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Sumber Agung Brondong Kabupaten Lamongan. Oleh Guru IPS kelas IV semester 1 Tahun Pelajaran 2010/2011.
   3.1.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini  dilakukan selama 3 bulan ( Agustus- Oktober ) pada semester 1 tahun ajaran 2010/2011.
3.2   Populasi dan Sampel
   3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN Sumber Agung Brondong Kabupaten Lamongan berjumlah 105 orang, yang terdiri dari 50 orang laki-laki dan 55 oranng perempuan.
   3.2.1 Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Sumber Agung Brondong yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 12 laki-laki dan 18 perempuan.
3.3  Alat Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini adalah Tes dan Observasi.
a.Tes
Tes adalah alat untuk memperoleh sejauh mana kemampuan siswa dari suatu materi yang disampaikan .dalam penelitian ini terbagi atas tes awal ( Pre-tes ) dan tes Akhir ( Post-tes ) yang berupa objek tes ( pilihan berganda ).
b.Observasi
Observasi yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap seluruh kegiatan pengajaran yang dilakukan dari awl sampai berakhirnya pelaksanaan tindakan.Observasi dimaksukan untuk mengetahui kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan dapat menghasilkan perubahan sesuai yang dikehendaki.
11
3.4  Validasi data
Agar soal yang akan di ujikan Valid ,maka soal tersebut terlebih dahulu di ujikan dikelas yang lebih tinggi.

3.5  Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan melihat hasil tes siswa dan mengacu pada kriteria ketuntasan yang telah dijadikan standar peningkatan hasil belajar.

3.5  Prosedur Penelitian Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas maka penelitian ini memiliki beberapa tahapan pelaksanaan tindakan berupa siklus yaitu :
1)      Perencanaan
Materi pelajaran IPS dengan alokasi waktu 3 bulan(Agustus-Oktober 2010).
2)      Tindakann
Peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS melalui variasi gaya mengajar
3)      Observasi
Dilaksanakan bersamaan proses pembelajaran meliputi : aktivitas guru dan siswa , pengembangan materi dan hasil belajar siswa
4)      Refleksi
Kegiatan pembelajaran dianalisa dan sekaligus menyusun rencana perbaikan pada siklus berikutnya.









12
DAFTAR PUSTAKA

Goerge Brow,Pengajara Mikro :Program Keterampila Megajar ( Surabaya:Airlangga University Press,1991)

Wiryawan,Sri Anitah dan Noorhadi.Strategi Belajar Mengajar Jakarta: UT,1999

Zainal Aqib,Penelitia Tindaka Kelas ( Bandung : Yrama Widya,2006 )






















PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN PENGGUNAAN VARIASI GAYA MENGAJAR PADA SISWA KELAS IV SD SUMBER AGUNG BRONDONG LAMONGAN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010/2011
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama Kelompok                               : 1. Gusmita Siregar
                                                            2. Lamsar Hutagalung
                                                            3. Nurlatifa Panggabean
                                                            4. Hollices Simatupang
Prody/Semester                                  : PGSD A / V
Dosen Pengampu                              : Drs.Rudolf Butar – butar, M.Pd

STKIP SANTA MARIA SIBOLGA
T.A 2012 / 2013
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjadkan kehadirad Tuhan Yang Maha Esa ,yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan untuk meyelesaikan penyusunan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MEGGUNAKAN VARIASI GAYA MENGAJAR PADA SISWA KELAS IV SD SUMBER AGUNG BRONDONG LAMONGAN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2010/2011.oleh Dosen Pengampu Drs.Rudolf Butar – butar,M.Pd.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk meyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada Mahasiswasecara perkelompok untuk penilaian dan latihan untuk membuat dan menyusun Penelitian Tindakan Kelas.
Penyaji  menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan makalah PTK ini,masih jauh dari kesempurnaan dan masih mengharapkan perbaikan dan penyempurnaan dari Dosen pengampu dan teman teman.Penyaji  mengucapkan Terima kasih kepada pihak yang telah terlibat dalam penyusunan makalah ini,semoga Makalah ini bermamfaat dan menambah pengetahuan untuk penyusunan Penelitian Tindakan Kelas yang akan datang.



                                                                                                                             Sibolga, 18 Desember  2012

                                                                                                                                                 ( Penulis )


i