BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI
NO.20, Tahun 2003).
Berdasarkan
fungsi pendidikan Nasional di atas, maka peran guru menjadi kunci keberhasilan
dalam misi pendidikan dan pembelajaran disekolah selain bertanggung jawab untuk
mengatur, mengarahkan dan menciptakan suasana kondusif yang mendorong siswa
untuk melaksanakan kegiatan dikelas.
Kenyataan
dilapangan banyak dijumpai gaya mengajar guru belum memanfaatkan kemampuannya
secara maksimal. Guru IPS saat cenderung mengajar kurang bervariasi, latihan
yang diberikan kepada siswa kurang bermakna, dan umpan balik serta koreksi dari
guru jarang ditetapkan.
Proses
pembelajaran IPS tidak sederhana. Proses pembelajaran banyak mengalami hambatan
dan permasalahan. Namun mengatasi hambatan dan permasalahan itu seharusnya guru
melaksanakan manajemen kelas yang baik, di antaranya variasi gaya mengajar
guru. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti merasa tertarik untuk mengadakan
sebuah penelitian dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan
Sosial dengan menggunakan Variasi Gaya Mengajar pada siswa IV SD sumber Agung
Brondong Lamongan Semester I Tahun Pelajaran 2011/2012 .
1.2
Identifikasi
Masalah
1.Apakah guru IPS
memiliki gambaran tentang pembelajaran IPS ?
2.Apakakah guru
IPS dapat merumuskan masalah-masalah yang diakibatakn oleh gaya mengajarnya ?
3.Apakah guru belum
menggunakan Variasi gaya mengajar yang tepat pada proses pembelajaran ?
1
4.Apakah siswa
pasif dan tidak tertarik pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
5.Apakah guru memiliki
kemampuan melakukan usaha-usaha peningkatan hasil belajar siswa pembelajaran IPS ?
1.3
Batasan
Masalah
Dari
identifikasi masalah tersebut adapun batasan masalah yaitu dibatasi pada Ranah Kognitif penggunaan
Variasi gaya mengajar dengan materi Kenampakan Alam pada kelas IV semester I tahun ajaran
2010/2011 di SD Sumber Agung Brondong Lamongan.
1.4
Tujuan
penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh penggunaan Variasi gaya mengajar
terhadap peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas IV SD Sumber Agung Brondong
Lamongan.
1.5
Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah :
Bagi siswa
Untuk
meningkatkan hasil belajar IPS pada Materi
Kenampakan alam .
Bagi guru
Sebagai
bahan untuk meningkatkan proses mengajar dengan semaksimal mungkin
Bagi sekolah
Hasil
penelitian ini menjadi rekomendasi untuk menggunakan variasi gaya mengajar pada
proses belajar mengajar.
2
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Deskriktif
Teotitis
2.1.1 Hakikat Belajar
Belajar adalah
kunci yang paling utama dalam kehidupan sehari-hari khususnya dalam setiap
usaha pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar selalu mendapat perhatian yang
luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan pendidikan. Belajar di
anggap sebagai proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan
latihan.
Slameto (2003:2)
menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya.
Berdasarkan
uraian di atas, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang melalui
pengalaman-pengalaman belajar sendiri dan melalui reaksi terhadap lingkungannya
dimana seseorang berada dalam suatu rangkaian kegiatan sehingga terjadi
perubahan yang menyangkut segala aspek dan tingkah laku individu.
2.1.2 Hasil Belajar
Keller ( 2009:39
) menyatakan hasil belajar adalah prestasi aktual yang ditampilan oleh anak
sedangkan usaha adalah perbuatan yang terarah pada penyelesaian tugas tugas
belajar.Sudjana ( 2008:3 ) mengatakan hasil belajar siswa hakekatnya adalah
perubahan tingkah laku sebagai perubahan belajar mencakup bidang
kognitif,afektif dan psikomotor.Abdurahman ( 2009 : 37 ) mengatakan hasil
belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar
,pemerolehan tersebut dalam bentuk tingkah laku yang relatif menetap tingkah
laku sebagai hasil dari pengetahuan ,sikap dan kemampuan yang dimiliki peserta
didik.Berdasarkan pendapat tersebut hasil belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku melalui kegiatan belajar dari pengetahuan ,sikap,dan
keterampilan yang dimiliki peserta didik.
3
2.1.3 Pengertian
Variasi Gaya Mengajar
Variasi adalah
keanekaan yang membuat sesuatu tidak monoton. Variasi di dalam kegiatan
pembelajaran dapat menghilangkan kebosanan, meningkatkan minat dan
keingintahuan siswa, melayani gaya belajar siswa yang beragam, serta
meningkatkan kadar keaktifan siswa. Menurut berg (1996), gaya mengajar guru
adalah sesuatu yang dilakukan guru terhadap siswa sebagai peristiwa
pembelajaran yang dapat dikerjakan secara baik atau jelek.
Dari definisi di atas, bisa ditarik kesimpulan
bahwa variasi gaya mengajar adalah pengubahan tingkah laku, sikap dan perbuatan
guru dalam kontek belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan
siswa, sehingga siswa memiliki minat belajar yang tinggi terhadap pelajarannya.
Dan ini bisa dibuktikan melalui ketekunan, keaktifan mereka dalam belajar dan
mengikuti pelajarannya di kelas.
Anak tidak bisa
dipaksakan untuk terus menerus memusatkan perhatiannya dalam mengikuti
pelajarannya, apalagi jika guru saat mengajar tanpa menggunakan variasi alias
monoton yang membuat siswa kurang perhatian, mengantuk, dan bosan. Jika gaya
mengajar guru berjalan dengan baik, tentu akan membahayakan bagi perkembangan
siswa. Sebaliknya, jika gaya mengajar guru berjalan dengan baik, tentu akan
dapat menolong siswa mengembangkan kemampuan dan potensi dalam dirinya.
2.1.4 Tujuan dan Manfaat Variasi Gaya Mengajar
a. Tujuan
Variasi Gaya Mengajar :
1) Meningkatkan dan memelihara perhatian siswa terhadap relevensi terhadap
proses belajar mengajar.
Dalam proses belajar mengajar,
perhatian siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan guru merupakan masalah
yang sangat penting, karena dengan perhatian tersebut akan mendukung
tercapainya tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tujuan tersebut akan
tercapai bila setiap siswa mencapai penguasaan terhadap materi yang diberikan
dalam suatu pertemuan di kelas.
Dalam jumlah siswa yang banyak, biasanya sulit atau sukar
untuk mempertahankan agar perhatian siswa tetap pada materi yang diberikan.
Memang ada banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya ; faktor penjelasan
guru yang kurang mengenai sasaran, faktor gaya guru dalam mengajar yang tanpa
ada variasinya,
4
dan lain sebagainya. Jadi, masalah perhatian siswa
terhadap pelajaran tidak bisa dikesampingkan dalam konteks pencapaian tujuan
pembelajaran. Oleh karena itu, guru hendaknya memperhatikan variasi gaya
mengajarnya, apakah sudah dapat meningkatkan dan memelihara perhatian siswa
terhadap materi yang dijelaskan atau belum.
2) Memberi
kesempatan
Memberi kesempatan kemungkinan
berfungsinya motivasi dalam belajar, motivasi memegang peranan yang sangat
penting,karena tanpa motivasi seorang siswa tidak akan melakukan kegiatan
belajar. Motivasi ada 2, yaitu :
motivasi intrinsik (dari dirinya sendiri) dan motivasi ekstrinsik (dari luar
dirinya sendiri).
Dalam proses belajar mengajar di kelas, tidak setiap
siswa didalam dirinya ad motivasi intrinsik yakni kesadarannya sendiri untuk
memperhatikan penjelasan guru, rasa ingin tahu lebih banyak terhadap materi
yang diberikan guru. Dalam pertemuan dikelas ada juga siswa yang tidak ada
motivasi dalam dirinya (Intrinsik), masalah inilah yang sering dihadapi guru.
Guru selalu dihadapkan masalah motivasi yakni motivasi ekstrinsik, yang merupakan
dorongan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Jadi siswa yang tidak ada
motivasi didalam dirinya (intrinsik) memerlukan motivasi ekstrinsik untuk
me;lakukan kegiatan belajar. Disinilah peranan guru lebih dituntut
untuk memerankan motivasi,yaitu motivasi sebagai alat mendorong siswa untuk berbuat, sebagai alat
untuk menentukan arah dan sebagai alat untuk menyeleksi kegiatan.
3) Membentuk sikap
positif terhadap guru dan sekolah
Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah tidak
bisa dipungkiri bahwa kenyataan yang ada di kelas yakni adanya siswa atau siswi
yang kurang senang terhadap dirinya. Sikap negatif ini bisa jadi disebabkan
gaya guru mengajar yang kurang bervariasi, gaya mengajar guru tidak sejalan
dengan gaya belajar siswa. Konsekwensinya
bidang studi yang dipegang guru tersebut menjadi tidak disenangi. Mungkin bisa
ditunjukkan dari sikap acuh tak acuh siswa ketika guru tersebut sedang
menjelaskan materi pelajaran di kelas.
Ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santai dikelas
tanpa memperdulikan tingkah laku siswa atau ank didiknya. Ini adalah jalan
pengajaran yang sangat membosankan. Dalam hal ini guru gagal menciptakan
suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan belajar siswa.
Guru yang bijaksana adalah
5
guru yang pandai menempatkan diri dan mengambil hati
siswanya. Dengan sikap ini siswa merasa diperhatikanolehguru.Siswa juga ingin selalu
dekat dengan dengan guru. Guru yang dirindukan siswa biasanya dikarenakan gaya
mengajarnya dan pendekatannya sesuai dengan psikologis siswa. Variasi gaya
mengajarnya mempunyai relevansi dengan gaya belajar siswa.
4). Mendorong anak didik untuk
belajar Menyediakan lingkungan belajar adalah tugas guru, kewajiban menyatu
dalam sebuah interaksi pengajaran yang mana memerlukan lingkungan yang kondusif
yakni lingkungan yang mampu mendorong anak didik untuk selalu belajar hingga
berakhirnya kegiatan belajar mengajar.Belajar memang memerlukan motivasi
sebagai pendorong anak didik. Namun sayangnya jarang ditemukan bahwa anak didik
mempunyai motivasi yang sama terutama motivasi intrinsik. Dari perbedaan
mitivasi inilah terlihat dari sikap dan perbuatan siswa dalam menerima
pelajaran ada yang senang, ada yang kurang senang.Dengan gejala tersebut bisa
menghambat proses belajar mengajar.
Disinilah diperlukan peranan guru
sebagai upaya menciptakan lingkungan belajar yang mampu mendorong anak didik
untuk senang dan bergairah dalam belajar. Untuk hal ini cara yang akurat yang
mesti guru lakukan adalah mengembangkan variasi mengajar, baik itu dalam belajar
mengajar maupun dalam hal ini yang bersangkutan dengan pengajaran . karena
dengan variasi tersebut bisa menyeret anak didik untuk meningkatkan gairah
belajar mereka dan menarik pengalaman dari berbagai tingkat kognitif.
b). Manfaat Variasi Gaya Mengajar
Mengajar menuntut guru untuk bekerja
demi keberhasilan anak didiknya, sehingga kemajuan murid menjadi titik perhatian
guru.
Mamfaat Variasi gaya mengajar :
1) Untuk menimbulkan dan
meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar yang relevan.
2) Untuk memberikan kesempatan bagi
perkembangan bakat ingin tahu dan ingin menyelidiki siswa tentang hal-hal baru.
3) Untuk memupuk dan membentuk
tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya
mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang baik.
4) Guna memberi kesempatan kepada
siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.
6
Manfaat Variasi menurut JJ Hasibuan
adalah :
1) Memelihara dan meningkatkan siswa
yang berkaitan dengan aspek belajar
2) Meningkatkan kemungkinan
berfungsinya motivasi ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksploitasi.
3) Membentuk sikap positif terhadap
guru dan sekolah.
4) Kemungkinan dilayaninya siswa
secara individual sehingga memberi keindahan belajar.
5) Mendorong aktivitas belajar
dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar
yang menarik dan berbagai tingkat kognitif.
Sebenarnya dari pendapat diatas,
yakni mengenai manfaat variasi gaya mengajar adalah sama. Hanya saja bahasanya
berbeda. Jadi, jika diambil intisarinya manfaat variasi gaya mengajar adalah :
1) Meningkatkan, menimbulkan dan
memelihara perhatian siswa terhadap aspek-aspek belajar yang relevan.
2) Memberi kesempatan untuk
meningkatkan dan berkembangnya bakat ingin tahu dan berfungsinya motivasi
belajar.
3) Memupuk dan membentuk sikap
positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai gaya mengajar yang lebih
hidup.
4) Memberi pelayanan yang baik
kepada siswa secara individual dalam menerima pelajaran agar mudah dan senang
belajar.
5) Mendorong aktivitas belajar
dengan cara melibatkan siswa dengan berbagai kegiatan atau pengalaman belajar
yang menarik diberbagai tingkat kognitif.
2.1.5 Prinsip Penggunaan Variasi
Dalam proses belajar mengajar, kegiatan siswa menjadi
pusat perhatian guru. Untuk itu agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa
untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang
kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa
prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah :
- Variasi hendaknya digunakan dengan suatu maksud tertentu yang relevan dengan tujuan yang hendak dicapai. Dalam menggunakan keterampilan variasi sebaiknya semua jenis variasi digunakan. Disamping itu juga harus ada variasi penggunaan komponen untuk tiap jenis variasi, terutama penggunaan variasi gaya mengajar, dalam bervariasi harus disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan agar menarik
7
siswa untuk memperhatikan atau
mendengarkan penjelasan guru.
b.
Variasi harus digunakan secara lancar dan berkesinambungan, sehingga tidak akan
merusak perhatian siswa dan tidak menganggu proses belajar mengajar.
c.
Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran.
2.1.6 Komponen-Komponen
Variasi Gaya Mengajar
Dalam mengaja rhendaknya menggunakan berbagai macam variasi
gaya.Dengan variasi gaya tersebut, akan menjadikan siswa merasa tertarik
terhadap penampilan mengajar guru. Variasi gaya mengajar guru ini meliputi komponen-komponen
sebagai berikut :
a) Variasi suara
Variasi suara dalah perubahan suara
dari keras menjadi lemah, dan tinggi menjadi rendah, dari cepat menjadi
lambat.Suara guru pada saat menjelaskan materi pelajaran hendaknya bervariasi,
baik dalam intonasi, volume, nada dan kecepatan. Jika suara guru senantiasa
keras terus atau terlalu keras, justru akan sulit diterima, karena siswa
menganggap gurunya seorang yang kejam, bila sudah begitu siswa diliputi oleh
rasa cemas,ketakutan selama belajar.
Masalah seperti ini yang harus dihindari
bahkan ditiadakan. Tapi kalau suara guru terlalu lemah (biasanya guru wanita)
akan terdengar tidak jelas oleh siswa dan tidak bisa menjangkau seluruh siswa
di kelas, apalagi yang duduknya dideretan belakang. Bila sudah begitu siswa
akan meremehkan gurunya, perhatian siswa terhadap materi yang diberikan itupun
kurang. Untuk itu guru menggunakan variasi suara yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi. Jadi suara guru senantiasa berganti-ganti, kadang
meninggi, kadang cepat, kadang lambat, kadang rendah (pelan).
Variasi suara bisa mempengaruhi
informasi yang sangat biasa sekalipun, gunakanlah bisikan atau tekanan suara
untuk hal-hal penting, gunakan kalimat pendek yang cepat untuk menimbulkan
semangat.
Nada bicara atau intonasi suara mempunyai
pengaruh pada daya tangkap siswa terhadap pembicaraan guru. Nada bicara yang
datar (monoton) akan membosankan siswa, sehingga siswa cepat lelah dalam mendengarkan.
Demikian pula nada bicara yang naik turun atau bersendat-sendat. Hal seperti
ini sering menjadi bahan tertawaan siswa dan cenderung ditirukan dengan maksud
mengejek, akibatnya konsentrasi mereka rusak. Disini juga menganjurkan adanya
tekanan bicara, yang mana diberikan pada hal-hal yang penting, misalnya dalam
menyebutkan definisi, istilah, nama, rumus, dan kata-kata asing dengan ucapan
8
pelan-pelan dan jelas dengan volume
suara yang cukup. Kelancaran bicara juga patut diperhatikan karena mempunyai
pengaruh yang besar pada daya tangkap siswa.
Jadi, seyogyanya sebelum satu
kalimat dikeluarkan atau dibicarakan lebih dulu difikirkan susunan yang benar
ditinjau dari segi tata bahasa. Ucapan bahasa daerah sebaiknya tidak
dipergunakan.
Setelah membaca uraian diatas kita
tahu betapa pentingnya suara guru untuk diperhatikan, karena merupakan alat
komunikasi yang penting dalam interaksi edukatif, memang berbicara didepan
kelas tidak dapat disamakan dengan orang yang berpidato didepan masa dan orang
yang membaca puisi, karena guru menganggap siswa itu sebagai lawan bicara.
Sehingga terlibat kontak batiniah masing-masing individu.
b) Pemusatan perhatian
Perhatian menurut Ghozali adalah
keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itupun semata-mata tertuju kepada suatu
obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek.
Untuk dapat menjamin hasil belajar
yang baik, maka guru harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang diajarinya,
jika materi yang disampaikan oleh guru itu tidak menjadi perhatian siswa, maka
bisa menimbulkan kebosanan, sehingga tidak lagi suka belajar. Untuk memfokuskan
perhatian siswa pada suatu aspek yang penting atau aspek kunci, guru dapat
menggunakan atau memberikan peringatan dengan bentuk kata-kata. Misalnya :
“Perhatikan baik-baik”, “Jangan lupa ini dicatat dengan sungguh-sungguh” dan
sebagainya.Memang menarik perhatian siswa itu sangatlah tidak mudah apalagi dalam
jumlah siswa yang banyak.
c) Kesenyapan atau kebisuan guru
(Teaching Silence)
Kesenyapan adalah suatu keadaan diam
secara tiba-tiba demi pihak guru ditengah-tengah menerangkan sesuatu. Adanya
kesenyapan tersebut merupakan alat yang baik untuk menarik perhatian siswa.
Dengan keadaan senyap atau diamnya guru secara tiba-tiba bisa menimbulkan
perhatian siswa, sebab siswa begitu tahu apa yang terjadi dan demikian pula
setelah guru memberikan pertanyaan kepada siswa alangkah bagusnya apabila
diberi waktu untuk berfikir dengan memberi kesenyapan supaya siswa bisa
mengingat kembali informasi-informasi yang mungkin ia hafal, sehingga bisa
menjawab pertanyaan guru dengan baik dan tepat. Pemberian waktu bagi siswa
digunakan untuk mengorganisasi jawabannya agar menjadi lengkap. Tapi jika
seorang guru tidak memberikan kesenyapan atau waktu kepada siswa untuk berfikir
dalam menjawab pertanyaannya siswa akan menjawab dengan asal alias asal bicara,
sehingga jawabannya kurang tepat dengan pertanyaan.
9
Untuk itu seyogyanya guru memberikan
kesenyapan terhadap siswa untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan yang
diajukannya supaya jawabannya sempurna dan tepat.
d) Kontak pandang
Ketika proses belajar mengajar
berlangsung, jangan sampai guru menunduk terus atau melihat langit-langit dan
tidak berani mengadakan kontak mata dengan para siswanya dan jangan sampai pula
guru hanya mengadakan kontak pandang dengan satu siswa secara terus menerus
tanpa memperhatikan siswa yang lain. sebaliknya bila guru berbicara atau
menerangkan hendaknya mengarahkan pandangannya keseluruh kelas atau siswa,
sebab menatap atau memandang mata setiap anak disik atau siswa bisa membentuk
hubungan yang positif dan menghindari hilangnya kepribadian. Bertemunya pandang
diantara mereka yang berinteraksi, sesungguhnya merupakan suatu etika atau
sopan santun pergaulan karena menunjukkan saling perhatian diantara mereka.
Jadi dalam kontak pandang hendaknya guru berusaha seintim
mungkin agar siswa merasa diperhatikan dan dihargai, kontak mata yang sering
dilakukan, akan membangun dan membina jalinan tingkat tinggi, yaitu mengetahui
psikologi anak atau siswa dan mengetahui seberapa banyak pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan. Untuk itu, pandanglah siswa-siswa anda
secara merata tapi jangan berlebihan, gunanya pandangan mata, seorang guru
adalah untuk menarik perhatian dan minat belajar siswa.
2.2
Penelitian yang relevan
Peneliti menemukan sebuah penelitian yang relevan dengan
judul “ Peningkatan efektivitas pembelajaran IPS melalui Variasi Gaya Mengajar di
kelas IV SD ,penelitian ini dilakukan oleh Drs.H.Zainal Aqib,M.Pd sebagai Guru.
2.3.Hipoteis
Tindakan
H0 : Ada pengaruh penggunaan Variasi gaya mengajar
terhadap peningkatan hasil belajar IPS kelas IV SD Sumber Agung brondong
Lamongan.
H1 : Tidak ada pengaruh penggunaan Variasi gaya mengajar
terhadap peningkatan hasil belajar IPS kelas IV SD Sumber Agung brondong
Lamongan.
10
BAB
III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat
penelitian
Penelitian dilaksanakan di SDN Sumber Agung Brondong
Kabupaten Lamongan. Oleh Guru IPS kelas IV semester 1 Tahun Pelajaran
2010/2011.
3.1.2 Waktu
Penelitian
Penelitian ini
dilakukan selama 3 bulan ( Agustus- Oktober ) pada semester 1 tahun
ajaran 2010/2011.
3.2 Populasi dan Sampel
3.2.1 Populasi
Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SDN
Sumber Agung Brondong Kabupaten Lamongan berjumlah 105 orang, yang terdiri dari
50 orang laki-laki dan 55 oranng perempuan.
3.2.1 Sampel
Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN
Sumber Agung Brondong yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 12 laki-laki dan 18
perempuan.
3.3 Alat
Pengumpulan Data
Alat yang digunakan dalam mengumpulkan data pada
penelitian ini adalah Tes dan Observasi.
a.Tes
Tes adalah alat untuk memperoleh sejauh mana kemampuan
siswa dari suatu materi yang disampaikan .dalam penelitian ini terbagi atas tes
awal ( Pre-tes ) dan tes Akhir ( Post-tes ) yang berupa objek tes ( pilihan
berganda ).
b.Observasi
Observasi yang dilakukan merupakan pengamatan terhadap
seluruh kegiatan pengajaran yang dilakukan dari awl sampai berakhirnya
pelaksanaan tindakan.Observasi dimaksukan untuk mengetahui kesesuaian tindakan
dengan rencana yang telah disusun dan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan
tindakan dapat menghasilkan perubahan sesuai yang dikehendaki.
11
3.4 Validasi
data
Agar soal yang akan di ujikan Valid ,maka soal tersebut
terlebih dahulu di ujikan dikelas yang lebih tinggi.
3.5 Analisis
Data
Analisis data dilakukan dengan melihat hasil tes siswa
dan mengacu pada kriteria ketuntasan yang telah dijadikan standar peningkatan
hasil belajar.
3.5 Prosedur Penelitian Tindakan
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian
tindakan kelas maka penelitian ini memiliki beberapa tahapan pelaksanaan
tindakan berupa siklus yaitu :
1)
Perencanaan
Materi pelajaran IPS dengan alokasi waktu 3
bulan(Agustus-Oktober 2010).
2)
Tindakann
Peningkatan hasil belajar siswa terhadap pembelajaran IPS
melalui variasi gaya mengajar
3)
Observasi
Dilaksanakan bersamaan proses pembelajaran meliputi :
aktivitas guru dan siswa , pengembangan materi dan hasil belajar siswa
4)
Refleksi
Kegiatan pembelajaran dianalisa dan sekaligus menyusun
rencana perbaikan pada siklus berikutnya.
12
DAFTAR
PUSTAKA
Goerge Brow,Pengajara Mikro :Program Keterampila Megajar
( Surabaya:Airlangga University Press,1991)
Wiryawan,Sri Anitah dan Noorhadi.Strategi Belajar
Mengajar Jakarta: UT,1999
Zainal Aqib,Penelitia Tindaka Kelas ( Bandung : Yrama
Widya,2006 )
PENINGKATAN HASIL
BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN PENGGUNAAN VARIASI GAYA MENGAJAR PADA
SISWA KELAS IV SD SUMBER AGUNG BRONDONG LAMONGAN SEMESTER I TAHUN PELAJARAN
2010/2011
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
Nama Kelompok : 1. Gusmita Siregar
2.
Lamsar Hutagalung
3.
Nurlatifa Panggabean
4.
Hollices Simatupang
Prody/Semester : PGSD A / V
Dosen Pengampu :
Drs.Rudolf Butar – butar, M.Pd
STKIP SANTA MARIA
SIBOLGA
T.A 2012 / 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjadkan kehadirad Tuhan Yang
Maha Esa ,yang telah memberikan kesempatan dan kesehatan untuk meyelesaikan
penyusunan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul “PENINGKATAN
HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MEGGUNAKAN VARIASI GAYA MENGAJAR
PADA SISWA KELAS IV SD SUMBER AGUNG BRONDONG LAMONGAN SEMESTER I TAHUN
PELAJARAN 2010/2011.oleh Dosen
Pengampu Drs.Rudolf Butar – butar,M.Pd.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk
meyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada Mahasiswasecara
perkelompok untuk penilaian
dan latihan untuk membuat dan menyusun Penelitian Tindakan Kelas.
Penyaji menyadari
sepenuhnya bahwa penyusunan makalah PTK ini,masih jauh dari kesempurnaan dan
masih mengharapkan perbaikan dan penyempurnaan dari Dosen pengampu dan teman
teman.Penyaji mengucapkan Terima kasih kepada pihak yang telah
terlibat dalam penyusunan makalah ini,semoga Makalah ini bermamfaat dan
menambah pengetahuan untuk penyusunan Penelitian Tindakan Kelas yang akan
datang.
Sibolga,
18 Desember 2012
( Penulis )
i
Tidak ada komentar:
Posting Komentar