Minggu, 01 Maret 2015



BAB II
Landasan Teoritis

1.1 Kajian Teoritis
1.1.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Salah satu contohnya adalah peserta didik dapat menghafal surat al-‘Ashr, menerjemahkan dan menuliskannya secara baik dan benar, sebagai salah satu materi pelajaran kedisiplinan yang diberikan oleh guru pendidikan agama islam di sekolah.
1.1.2 Pemahaman
Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Salah satu contoh hasil belajar ranah kognitif pada jenjang pemahaman ini misalnya: Peserta didik atas pertanyaan Guru Pendidikan Agama Islam dapat menguraikan tentang makna kedisiplinan yang terkandung dalam surat al-‘Ashar secara lancar dan jelas.
1.1.3 Analisis
Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang lainnya. Contoh: Peserta didik dapat merenung dan memikirkan dengan baik tentang wujud nyata dari kedisiplinan seorang siswa dirumah, disekolah, dan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat, sebagai bagian dari ajaran Islam.

3
1.1.4 Sintesis
Sintesis (synthesis) adalah suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur. Contohnya seperti peserta didik dapat menulis karangan tentang pentingnya kedisiplinan sebagiamana telah diajarkan oleh islam.
1.1.5 Penilaian
Penilaian (nevaluatio) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai, atau ide. Salah satu contoh hasil belajar kognitif jenjang evaluasi adalah: peserta didik mampu menimbang-nimbang tentang manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang berlaku disiplin dan dapat menunjukkan mudharat atau akibat-akibat negatif yang akan menimpa seseorang yang bersifat malas atau tidak disiplin, sehingga pada akhirnya sampai pada kesimpulan penilaian, bahwa kwdisiplinan merupakan perintah Allah SWT yang wajib dilaksanakan dalam sehari-hari.
2.2 Kerangka Berpikir
SISTEM PENILAIAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Aspek-aspek Pendidikan Agama Islam Yang Dinilai.

Penilaian Pendidikan Agama Islam disekolah dilakukan terhadap semua aspek. Aspek-aspek pokok penilaian meliputi :
1. Pengetahuan agama Islam
2. Keterampilan agama Islam
3. Penghayatan agama Islam
4. Pembiasaan dan pengamalan agama Islam
                                                                4
Kelompok pokok Penilaian Agama Islam diatas termasuk dalam tiga Domain yaitu :
1. Domain Kognitif
2. Domain Psikomotorik
3. Domain Afektif
Perlu diketahui bahwa semua unsur pokok pendidikan agama Islam mengandung aspek Kognitif, namun pada dasarnya aspek Kognitif ini dominasinya ada pada unsur pokok yaitu, keimanan, syariah dan sejarah. Sedangkan aspek Spikomotorik domonasinya ada pada unsur pokok ibadah dan Al-Qur’an.

Nilai aspek atau domain Afektif pada dasarnya dominasinya terdapat pada unsur pokok akhlak. Dengan demikian penilaian pendidikan agama Islam dapat menggunakan rumus berikut :
1. 3K + 3A + 4PM
10
2. 4K + 6APM
20
Catatan :
1. 3K =
3A =
4PM =
10 =
2. 4K =
6APM =
Contoh :

                                                                  5
Misalkan siswa A memperoleh nilai Kognitif yang diambil dari penilaian harian 6. Aspek Afektif melalui pengamatan guru baik dalam kelas maupundiluar kelas memperoleh 7. Sedangkan aspek Psikomotorik sewaktu dilakukan praktek maka A memperoleh nilai 6, maka nilai A didalam raport apabila menggunakan rumus satu adalah sebagai berikut :
3K + 3A + 4PM = 18 + 21 + 24
10 10
= 63 = 6,3 dibulatkan menjadi 6
10
sedangkan bila menggunakan rumus ke-2 dapat dilakukan sebagai berikut :

4K + 6APM = 24 + 78/2
10 10
= 24 + 39 = 6,3 = 6
10

B. Tahapan-tahapan Penilaian Pendidikan Agama Islam
Kegiatan penilaian yang dilakukan terhadap Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan melalui empat tahapan.
1. Merencanakan
Dalam merencanakan penilaian Pendidikan Agama Islam dapat dilakukan melalui tes dan non tes. Penilaian dengan tes dapat dilakukan tes tertulis, tes lisan dan tes perbuatan. Sedangkan non tes dapat direncanakan melalui wawancara, pengamatan / observasi, angket, skala sikap dan catatan anekdot ( catatan harian ). Teknik tes agama Islam digunakan untuk
6
penilaian aspek kognitif dengan tes obyektif, uraian dan mengarang. Semua materi
pendidikan Agama Islam yang bersifat ilmu pengetahuan dapat dinilai dengan teknik tes. Teknik non tes dalam pendidikan agama Islam digunakan untuk menilai aspek afektif yaitu penilaian sikap keberagaman siswa dengan alat penilaian :
a. Wawancara yaitu melakukan dialog dengan siswa untuk mengetahui keberagaman siswa dan sangat baik untuk mengungkapkan aspek afektif dari materi keimanan dan akhlak.
b. Observasi yaitu penilaian yang dilakukan melalui pengamatan dan pergaulan langsung tentang sikap dan perilaku siswa berkaitan dengan akhlak.
c. Angket yaitu pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada siswa, gunanya untuk mendapatkan informasi diutamakan mengenai kehidupan beragama.
d. Skala sikap yaitu pengamatan dan pencatatan reksi sikap terhadap tugas yang diberikan.
e. Catatan Anekdot yaitu catatan tertentu terhadap sikap siswa dalam rangka pembinaan sikap keberagaman yang baik.

2. Menyusun Soal.
Sebelum menyusun soal, terlebih dahulu disusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi soal dibuat terutama untuk soal yang materinya banyak seperti pada umumnya. Dengan membuat kisi-kisi soal yang disusun akan menjadi terarah sesuai dengan bahan / materi dan tujuan pengajaran. Bentuk kisi-kisi soal sangat tergantung pada tujuan pengajaran yang akan dicapai.
Contoh format kisi-kisi soal :

Jenis Sekolah : Sekolah Dasar
Mata Pelajaran :
Kelas / Cawu :
                                                                       7
Alokasi Waktu :
Jumlah Soal :
No. Tpu PB / SPB Tema dan soal per PB Bahan kelas Uraian materi Aspek Indi-kator Bentuk Tingkat kesulitan No
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Penjelasan
a. No = Nomor urut kisi-kisi
b. TPU ( Tujuan Pembelajaran Umum ) diambil dari GBPP mata pelajaran Pendais.
c. PB / SPB ( Pokok Bahasan / Sub Pokok bahasan ) Agar dipilih yang esensial dengan kriteria sebagai berikut :
1) Merupakan kelanjutan PB sebelumnya.
2) Pokok Bahasan yang penting untuk dikuasai siswa.
3) Pokok Bahasan yang diperlukan untuk mempelajari mata pelajaran.
4) Topik yang kontinue dan terdapat pada semua jenjang.
5) Pokok Bahasan yang memiliki nilai terapan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Jumlah soal perpokok bahasan ditentukan berdasarkan :
1) jumlah jam atau lamanya untuk menyelesaikan pokok bahasan tersebut.
2) Tingkat esensial pokok bahasan.
e. Bahasan kelas misalnya kelas IV, V dan VI.
f. Uraian materi diambil dari GBPP Pendidikan Agama Islam
g. Aspek yang diukur oleh Domain Kognitif sedapat mungkin meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, sintetis dan evaluasi.

8
h. Indikator : dirumuskan secara simgkat dan jelas dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Memuat ciri-ciri TPU
2) Membuat kata kerja operasional.
3) Berkaitan dengan uraian materi PB / SPB.
4) Membuat soal dengan bentuk yang dimaksud.
i. Tingkat kesukaran misalnya mudah, sedang, sukar dengan perbandingan 1 : 2 : 1.
j. Bentuk soal ada dua bentuk yaitu pilihan ganda atau uraian. Uraian biasanya dipilih yang berstruktur.
k. Nomor soal ditulis secara berurutan.
Persyaratan kisi-kisi :
a. Mewakili materi esensial dari PB / SPB
b. Komponennya terinci dan mudah dipahami.
c. Soalnya dapat dibuat
d. Dibuat kunci jawaban agar memudahkan guru memeriksa dan memberi nilai, termasuk soal obyektif.

3. Pelaksanaan
Penulisan soal memerlukan persiapan yang diharapkan dapat menghasilkan soal yang baik. Hal-hal yang perlu disiapkan dalam penulisan soal Pendidikan Agama Islam adalah sebagai berikut :
a. Persiapan
Apabila kita ingin menulis soal, maka perlu mempersiapkan bahan ( materi ) yang akan dipergunakan antara lain :
                                                                            9
1) GBPP kurikulum Pendidikan Agama Islam
2) Buku paket Pendidikan Agama Islam
3) Buku-buku penunjang yang telah di sahkan
4) Buku lain yang menunjang misal, gambar koran dan sebagainya.
5) Materi dari lingkungan seperti catatan yang diberikan guru.

b. Pelaksanaan Penulisan soal
Penulisan soal Pendidikan Agama Islam dilaksanakan untuk soal ulangan umum, ulangan harian dan tugas.
1) Ulangan Harian
Penyusunan soal ulangna harian dilaksanakan pada setiap akhir suatu pokokbahasan, dan paling lama pada akhir pokok bahasan kedua. Penulisan disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, tingkat kelas dan kondisi yang ada dengan mengutamakan bentuk soal uraian terbatas.
2) Ulangan Umum
Penulisan soal ulangan umum dilakukan untuk semua materi ( pokok bahasan ) dalam satu Catur Wulan. Pelaksanaannya mulai kelas I sampai dengan kelas VI bentuk soal mengutamakan soal uraian terbatah atau obyektif
c. Tugas
Penyusunan soal ulangan umum dilaksanakan dari kelas I sampai kelas VI. Pelaksanaannya dilakukan secara terus menerus dengan memperhatikan tugas dari mata pelajaran lain.
4. Petunjuk Menjawab Soal
Untuk memperoleh hasil yang baik dalam menjawab soal perlu adanyapetunjuk yang jelas dalam menjawab soal.
                                                                              10
a. Petunjuk umum
Petunjuk mengerjakan tes
1) Tulis nama, dan nomor tes
2) Baca petunjuk pengisianpada setiap kelompok soal
3) Jika ada soal yang kurang jelas lapor pada pengawas
4) Jawablah soal yang kamu anggap mudah
5) Kerja pada lembar yang tersedia
6) Untuk pilihan ganda berilah tanda silang ( x ) pada huruf didepan jawaban yang benar.

D. Kriteria Kenaikan Kelas
Untuk menentukan kenaikan kelas maka perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Memperhatikan perkembangan belajar siswa secara keseluruhan baik kognitif, afektif dan psikomotorik sejak dari Catur Wulan 1 ( satu ) sampai dengan Catur Wulan 3 ( tiga ) pada setiap kelas, penekanan diutamakan pada Catur Wulan ke-3 (tiga ). Nilai pada pelajaran Pendidikan Agama Islam sekurang-kurangnya enam.

2. Apabila siswa belum mencapai nilai persyaratan minimal enam, karena suatu hal dan hal itu masuk akal, maka diberikan kesempatan untuk mengikuti tes ulangan untuk memperbaiki nilai perolehan dengan ketentuan nilai tes ulangan kedua kemudian dibagi dua.

3. Keputusan kenaikan kelas ditetapkan dalam rapat kenaikan kelas yang dihadiri oleh semua guru dan dipimpin oleh kepala sekolah dengan meperhatikan berbagai pertimbangan prestasi Catur Wulan 1 dan 2 dan kegiatan ekstra kurikuler serta akhlak yang bersangkutan

                                                                   11
4. Guru Pendidikan Agama Islam dapat memberikan saran kepada kepala sekolah apa bila terdapat hal-hal yang meragukan berkaitan dengan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan yang berhubungan dengan penentuan kenaikan kelas.

S a r a n :
1. Ada bainya diperkenankan rumus umum penilaiansoal ujin obyektif yaitu :
S = B Atau S = R
S = Skor
B = Jawaban yang benar, R = right, jawaban benar

Rumus ini berlaku untuk semua jenis soal obyektif, terkecuali digunakan rumus denda yaitu :
1. S = R - W
W = wrong, jawaban salah ( rumus Salah – Benar )
2 S = R - W
0-1
0 = option ( banyaknya pilihan alternatif )





12

BAB I
PENDAHULUAN
I.Latar Belakang
Dalam proses belajar mengajar, pembelajaran mengandung arti suatu kegiatan yang dilaksanakan guru dan siswa secara bersama-sama. Inti dari pembelajaran tersebut adalah terjadi proses memberi dan menerima.
PAI tidak hanya berorientasi pada penyampaian pengetahuan tentangIslam, akan tetapi proses pembelajaran PAI bertujuan menjadikan peserta didik agarmampu memahami, manghayati dan mempraktikkan ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari- hari.
          Untuk megetahui  hal tersebut, maka guru perlu memanfaatkan sistem penilaian yang berkaitan dengan PAI.

II.  Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah diatas dapatlah identifikasi masalahnya antara lain :
Apakah guru sudah menggunakan sistem penilain menurut PAI
Apa saja faktor yang mempengaruhi hasil belajar \ nilai Menurut PAI

III.Hipotesis
Ho : Apakah dengan menggunakan  sistem permasalahan Penilaian dapat berhasil menurut PAI
H1 : Apakah Tanpa menggunakan sistem permasalahan penilaian tidak dapat berhasil menurut PAI
1
BAB III
PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Berdasarkan kepada hasil pembahasan penelitian yang di uraikan pada bagian terdahulu maka ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik ,sebagai berikut  :
1.Dengan mengetahui sistem penilaian menurut PAI , Maka kita sebagai Guru perlu menerapkannya ataupun melaksanakannya sebaik mungkin.
2. Melalui sistem penilaian menurut PAI  dapat meningkatkan motivasi siswa .

2.2 Kritik Dan Saran
Berdasarkan pada kesimpulan diatas ,ada beberapa saran yang diajukan oleh peneliti :
1.Bagi Guru, Hendaknya dalam proses belajar mengajar seorang guru,harus mampu untuk melakukan penilaian yang sebaik mengkin menurut PAI
2.Bagi siswa , hendaknya turut aktif dalam setiap kegiatan belajar mengajar yang dilakukan didalam kelas.
3.Bagi pembaca ,hasil uji coba penelitian ini ,menjadi bahan untuk membantu penyusunan skripsi .







13








Tidak ada komentar:

Posting Komentar